Writing Contest

Dari Tulisan Turun ke Hati

Setiap helaan nafas adalah sebuah nikmat. Nikmat yang tak mampu kita menghitung setiap detiknya. Dilahirkan dalam keadaan islam juga merupakan nikmat dan anugerah dari Yang Kuasa. Memiliki keluarga yang menganut agama langit merupakan  tambahan limpahan kenikmatan islam.

Dengan kondisi lingkungan keluarga seperti itu, tak serta merta saya mengenal islam. Butuh waktu, butuh proses, butuh orang-orang hebat, butuh kemurahan Tuhan.

Sedari kecil, dikenalkan dengan ucapan basmalah. Dilanjut dengan doa sebelum dan setelah makan, doa masuk kamar mandi, doa ketika bercermin, dan doa-doa pendek lainnya. Doa pendek sebelum tidur-lah yang paling cepat hafalnya selain basmalah. Tanya kenapa?.. hehe jawabannya saya juga kurang tau, mungkin karena lebih familiar di dengar. 🙂

Berlanjut saya beranjak lebih gede lagi, ibu mengajarkan  saya tentang sholat. Yang diingat paling awal adalah ucapan allohu akbar, seraya mengangkat dua tangan ke atas dan langsung ke posisi sujud. Posisi kaki dan tangan belum sesuai aturan. Ibu membiarkan saja, pengenalan tentang sholat memang harus bertahap setelah saya sadari sekarang. Menyatu dengan ilmu yang didapat dari madrasah, bacaan sholat, gerakan dan posisi yang benar, serta doa yang panjang setelah sholat mampu membuat ibu senang. Saya jadi ketagihan sholat berjamaah dengan ibu. Walau terkadang childish-nya sering muncul, tak jarang sholat diserang wabah kemalasan, kelupaan karena seru bermain dengan teman, masih menikmati maen game haaahh… banyak lagi jenis dosa lainnnya.  Astaghfirulloohh…

Setiap hari, sepulang dari madrasah saya dan kakak punya agenda belajar ngaji. Aiihh, bahasanya agenda, sok gede banget ya. Ibu mewajibkan kami untuk belajar ngaji. Waktunya setelah melaksanakan sholat maghrib. Berangkat bersama dengan tetangga sebelah rumah, berlari menuju rumah sang ustadz. Hebat kaaann… mau belajar ngaji harus semangat, makanya harus sambil lari-lari. Padahal ya, alasan jujurnya, biar dapat giliran awal ngajinya, jadi biar bisa izin pulang lebih awal juga, alhasil bisa nonton TV di rumah hehehehe. Anak kecil emang selalu punya banyak akal :).

****

Waktu bertambah tahun. Sekolah tanpa seragam lagi. Guru ngaji sudah lama ditinggalkan. Pohon depan rumah juga semakin tumbuh meninggi. Ibu dan bapak tumbuh menua. Saya tumbuh dewasa selain tumbuh kesamping dan ke atas :).

****

Langit tak selamanya cerah. Ada mendung yang menunggu berganti. Hidup tak selamanya putih. Ada noda hitam, bercampur luka, tergerus zaman, atau tercemar dengan ghawzul fikri. Sang Pemilik kehidupan juga ingin menguji cinta.

Islam yang sudah menjadi tuntunan hidup dari kecil. Terkadang goyah juga. Terkadang ada ombak besar yang menghempas jiwa. Terkadang terjatuh, tertatih di tengah bebatuan, pandangan kabur, bahkan terkadang tersesat. Bertanya janji akan kebesaran Tuhan yang tak kunjung menunjukkan berkas cahaya.

****

Astaghfirulloohh…
Tersadar tempat kembali hanya padaNYA
Mari menundukkan jiwa

****

Perlahan… tetes cinta itu hadir. Sholat lima waktu mulai bertansform dari sebuah kewajiban menjadi kebutuhan, menjadi ‘doping’ jiwa. Meninggalkannya termasuk mendekati bencana.

Seorang teman memperkenalkanku  dengan komunitas ODOJ. ODOJ merupakan singakatan dari One Day One Juz. Sebuah komunitas yang tiap anggotanya memiliki komitmen  diri untuk mampu menyelesaikan membaca Al Qur’an sebanyak satu juz dalam satu hari, sesuai namanya. Sejak awal, aku memilih untuk mundur teratur dari ajakan turut bergabung. One day one juz, it doesn’t make sense buatku. Oh my, untuk istiqomah satu hari satu lembar saja merupakan sebuah kemajuan buat saya. Dan sekarang diminta untuk satu juz,” itu gak salah?”, tanya saya waktu itu. “Oke, Let’s make it sense dear”, Bisaaa.. Pasti Bisa “, jawabnya. “Kalo bukan sekarang kapan lagi”, tambahnya. Saya ambil tantangan itu. First struggle day dimulai, sekitar bulan September tahun kemarin. Kalo inget hari itu, seru banget, ngos-ngosan untuk menyelesaikan satu juz. Mengaji setelah sholat maghrib menjadi waktu pilihan buat ngejar ketinggalan. Bisikan untuk ambil langkah menyerah sedemikian besarnya, untuk kembali mengaji  one day one page saja, hehehe.

Waktu turut berlari mengejar ketinggalan semangatku dibanding teman-teman senior di ODOJ. Masih tetap berjuang setiap harinya untuk menyelesaikan satu  atau bahkan dua juz jika ada juz yang dilelang. Jika sedang haid, tetap wajib membaca terjemahannya. Kebiasaan baik yang terkadang sering saya lewatkan. Setelah bergabung di ODOJ, baru2 ini merasakan betapa islam merupakan paket lengkap untuk kehidupan. Membaca terjemahan mampu memperkaya jiwa selain kesukaan saya untuk membaca novel-novel islami. Terlihat terlambat cukup lama baru merasakan kenikmatan ini. Semua keluh kesah jiwa sudah tersedia jawabannya di dalam Al Qur’an.

Saat diuji kesabaran, Al-Qur’an menjawab :
Dan bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun (At-Tur:48)

Saat merasa disentil dengan ujian, Al-Qur’an menjawab :
Dan sungguh, Kami benar-benar akan  menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu (Muhammad:31)

Saat cita-cita merasa belum dikabulkan, Al-Qur’an menjawab :
Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya?. Tidak!, Maka milik Allah-lah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia (An-najm 24-25)

Hakikat kehidupan di dunia, Al-Qur’an menjawab :
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurau, perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba didalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan diakhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaanNYA. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu (Al hadid:20)

Saat diuji kehilangan, Al-Qur’an menjawab :
Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNYA kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri (Al-Hadid:23)

Lima ayat al-Qur’an yang sengaja saya kutip untuk menunjukkan kebesaran mukjizat Allah ini. Masih ada 6661 ayat lainnya yang masih menunggu kita pahami :). Ayat-ayat cinta yang wajib kita kuasai jika kita mengaku cinta mati dengan islam :).

****

Jalan cinta memang bisa dari mana saja Sahabat. Bisa dari mata turun ke hati, atau lebih dahsyat lagi bisa jatuh cinta karena tulisan. Seperti yang saya alami saat ini, lagi jatuh cinta dengan ayat-ayat cintaNYA, tulisan yang sudah dibukukan sejak ratusan abad lalu. Cinta juga perlu di pelihara, semoga cinta ini bisa tetap bersemi ya Sahabat, mohon doanya :).

“Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway I Love Islam”

i love islam

34 thoughts on “Dari Tulisan Turun ke Hati

  1. Hiks… mba.. tulisannya bikin instropeksi dan merenung. Kadang tau ayatnya tp kok ya blm mau nglakuin 😦

    Makasi ya mba telah berbagi… Salam kenal…

    1. Salam kenal juga mba monika :), alhamdulillah.. senang banget kalo tulisannya bermanfaat buat semua. semoga qt bs istiqomah ya mba 🙂

  2. Terinspirasi banget sama tulisanya mbk. Saya juga sedang gencar2nya menyemangti hati dan jiwa utk istiqomah tadarusan.

  3. hiks … padahal bahasa Al Quran itu indaaahh banget ya, kalo dibaca dan dipahami alangkah tenangnya hidup, tapi kok ya masih sering aja rasa malas mengalahkan keinginan belajar itu 😦

    1. iya mak, indah bangetttt ampe takjub setakjub2nya ya 🙂 mari sama2 belajar menghilangkan rasa malas mak, emang ya setan itu konsissten bgt gangguin qt 🙂

  4. mak desi,,, bener banget sebelum bergabung dengan ODOJ aku tukang galau dan banyak waktu yang terbuang sia-sia karena kebanyakan melamun. Selembar sehari saja dulu susah banget,, alhamdulillah ODOJ sekarang sudah menjadi kebutuhan.. Semoga kita tetap istiqomah ya mak dalam ibadah.. Aamiin..

    1. aamiin allohumma aamiin.. bner mak tari, krn odoj berasa semua ringan ngelewatin hari2 🙂 lebih tenang subhanalloh bgt ya mak 🙂 semoga tetap istiqomah 🙂

  5. Mrenung sendiri….kalau ingat diri sendiri rasanya malu, selalu nangis saat dengar orang baca Quran, tapi isinya tetap diabaikan. Pengen banget ‘kembali’, tapi entahlah Mak Desi, rasanya kok dunia semakin menyeret….

    1. alloh sedang menurunkan rahmat dan kelembutan ke hatimu dear sofi.. ‘dekaplah’.
      bawa Dia dlm stiap langkah, #talktomyselftoo
      doa dr jauh 🙂

Comments are closed.