Writing Contest

Hitam Putih Silaturahmi

Masa sekolah memang masa paling indah. Masa dimana ke-angkuhan diri akan ke-aku-an menjadi sebuah keseruan bagi jiwa muda. Jalannya waktu tidak dapat ditahan, masa ‘jatah’ 3 tahun sampai juga kepenghujungnya. Kelulusan sekolah me’maksa’kan perpisahan terjadi untuk melanjutkan langkah merangkai masa depan.

Merantau ke beda pulau dan ‘nyangkut’ di kota hujan menjadi pilihan saya untuk memulai menimba ilmu. Meninggalkan untuk sementara  keluarga terkasih, sanak family, dan teman-teman terbaik menjadi satu paket menuju tanah perantauan.

Tinggal di perantauan menjadikan momen lebaran menjadi momen paling dinanti-nantikan. Bertemu keluarga dan teman-teman momen yang tidak patut disia-siakan.Tinggal jauh dengan jarak tempuh 2 hari 3 malam lewat jalan darat menjadikan momen lebaran, momen yang sangat ‘mahal’. Mulai dari mahal di ongkos, (haha curcol), mahal di waktu, dan mahal di momen ‘ketemuan’.

Indahnya pulang kampung terasa saat ramai dan sejuknya bertemu dan berkumpul bersama keluarga besar. Momen libur lebaran hanya punya  waktu yang sedikit. Tak banyak waktu untuk terlena menikmati nyamannya tinggal di kampung. Memanfaatkan waktu kangen-kangenan dengan teman sekolah juga turut menjadi prioritas.

Putih Silaturahmi

Adalah Kak Arni, sahabat SMA, yang kupanggil kakak sejak tamat sekolah. Sosoknya yang lebih dewasa dan lebih bijak membuat ia menjelma menjadi sosok ‘kakak’ buat saya yang memang tidak punya kakak perempuan. Ia memang menjadi kakak buatku dengan segala ke-anggun-annya dan bentuk kasihnya. Mengingatkan ketika salah, menegur ketika tergelincir, dan teman berbagi kala duka dan sedih (sedih mulu kayaknya ya), ia sanggupi. Bersyukur dikarunai teman yang merangkap jadi kakak yang sudah layaknya saudara  sendiri. Setiap tahun, setiap momen lebaran, kunjungan ke rumahnya menjadi kunjungan wajib. Tiada momen lebaran yang aku lewatkan tanpa singgah dulu melepas kangen dengannya.

Hitam Silaturahmi

Bertemu sahabat lama, topik pembicaran seakan gak ada habisnya, ‘tumpah-tumpah’ hingga tak terasa sore menjelang. Mulai dari cerita nostalgia waktu SMA, masa-masa kuliah, kisah kasih, perkembangan kerja-an dan mimpi-mimpi masa depan. Terkadang tergelincir ‘kepo’ tentang sahabat-sahabat lama pada jalur yang bukan ranah sewajarnya. Hmm.. setan selalu ada cara men’jatuh’kan manusia ya. Ghibah itu terasa ringan saja, apalagi kalo ada yang buka jalan. Ujian saat silaturahmi yang paling dahsyat adalah ghibah. Bersyukur diberi sahabat yang selalu mengingatkan. Kakak menepuk pelan bahu saya. “Sssttt, udahan ah, sudah bukan jatah kita”, lembut ia mengingatkan.

“Tahukah kalian apa itu ghibah?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Kemudian beliau shallahu’alaihi wasallam bersabda, “Engkau menyebut-nyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Kemudian ada yang bertanya, “Bagaimana menurutmu jika sesuatu yang aku sebutkan tersebut nyata-nyata apa pada saudaraku?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Jika memang apa yang engkau ceritakan tersebut ada pada dirinya itulah yang namanya ghibah, namun jika tidak berarti engkau telah berdusta atas namanya.” (HR Muslim 2589 Bab: Al-Bir Wash Shilah Wal Adab) 

Bercerita tentang sesuatu yang seseorang benci meski itu benar, itu tidak boleh. Itu yang disebut ghibah. Terlebih tentang berita yang salah. Hmm… Semoga kita terhindar dari celah-celah ghibah tersebut.

***

Warna Baru Silaturahmi

Setahun kemarin, ada yang berbeda dengan pertemuan kami. Hadir bidadari kecil yang turut mewarnai riuhnya bincang diantara gelak tawa. Kak Arni sudah menikah dua tahun yang lalu, dan Alhamdulillah dikaruniai putri cantik bernama Alya Qurrota A’yun. Suasana yang berbeda, membawa topik pembicaraan yang berbeda. Lebih banyak ngobrol seputar kelucuan dan kepintaran bayi mungil itu. Generasi baru dalam silaturahmi kami sudah lahir. Semoga kelak tiba masa untukku, melahirkan generasi baru untuk terus melanjutkan silaturahmi ini.  Semoga tercipta silaturahmi yang penuh kasih dan saling mengingatkan dalam kebaikan ke depannya, insy.

Warna Baru di Silaturahmi
Warna Baru di Silaturahmi


Tulisan ini diikutsertakan dalam “GiveAway Indahnya Silaturahmi, Lavender Art” 

11 thoughts on “Hitam Putih Silaturahmi

  1. “Semoga kelak tiba masa untukku, melahirkan generasi baru untuk terus melanjutkan silaturahmi ini. Semoga tercipta silaturahmi yang penuh kasih dan saling mengingatkan dalam kebaikan ke depannya”…aamiin ya rabbal alamin 🙂 yess silaturahim memang mempererat persaudaraan ya 🙂 sukses buat GA-nya.

  2. Pulang kampung selalu menyenangkan ya Des. Smg bisa selalu menjalin silaturahim dengan orang2 yg pernah mengisi masa lalu kita

  3. Selalu menyenangkan saat-saat bertemu saudara & teman2 kt, apalagi klo didlmnya penuh dg nasehat/sharing bkn ghibah dan namimah …semoga silaturahmi itu selalu terjaga dan tersambung erat ya mbak…
    Terimakasih sdh meramaikan GA saya…

Comments are closed.